Tampilkan postingan dengan label types of bicycle. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label types of bicycle. Tampilkan semua postingan

04/03/13

Types Of Mountain Bike



Mountain bike (MTB) Biasanya memiliki bobot yang ringan karena memiliki kerangka (frame) yang dibuat dari aluminium,serat karbon atau jenis logam ringan namun kuat yang lain..
Menggunakan sok atau peredam kejut seperti yang biasa dipakai pada sepeda motor.
Ban yang dipakai memiliki kemampuan traksi dengan tanah yang sangat baik atau memiliki alur yang kasar,karena biasa dipakai untuk medan yang berat (offroad).
Sepeda gunung biasanya memiliki 18-27 gear, yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam mengayuh(gear bisa disesuaikan).Sepeda gunung dengan 27 gear berarti memiliki crankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 9 piringan. Sehingga  memiliki 3 x 9 = 27 tingkat kecepatan yang berbeda.

Jenis jenis dari sepeda gunung-mountain bike (MTB) :

1. Down Hill (DH)



Sepeda gunung jenis ini untuk medan yang sangat ekstrem, Down Hill (DH) ini memililki suspensi ganda (double suspension).

2. Cross Country (XC)




Dipakai untuk medan yang tidak terlalu ekstrem,  Cross Country (XC) hanya mempunyai suspensi depan atau tanpa suspensi sama sekali. Karena biasanya banyak yang hanya  memiliki suspensi depan , sepeda gunung jenis ini dikategorikan sebagai rigid frame.

3. All Mountain (AM)




Sepeda gunung jenis  All Mountain (AM) dipakai untuk track campuran antara cross country (XC) dan Downhill ringan (Light DH). All Mountain (AM) Memakai 2 suspensi yaitu depan dan belakang (Double suspension). Panjang suspensi belakang (Rear suspension) yaitu 6 inch dan panjang suspensi depan (Fork) yaitu mulai dari 140mm s/d 160mm. Pemakai dapat melakukan pendakian gunung dengan baik (ringan, tidak berat)  juga bisa menuruni gunung dengan cepat dan nyaman karena memakai panjang suspensi yang cukup optimal.

4.Four-cross/Dual Slalom (4X)



5. Freeride / Big Hit / Hucking



6. Dirt Jumping (DJ)


7. Trials 



Untuk merk merk dari sepeda gunung yang sudah populer di tanah air baik import ataupun lokal dan banyak dipakai antara lain.
Polygon (lokal)
United (lokal)
Wim Cycle (lokal)
Giant (import)
Trek (import)
Kona (import)

Diamondback


Sejarah Sepeda ontel




Sejarah sepeda bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes.
Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan, betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan. Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais.

Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.


Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.


Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama.


Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire). Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan.

Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang bergengsi.




Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya.

Di masyarakat kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung. Kalau jengki itu kan asalnya dari kata jingke (bahasa Betawi, artinya berjinjit), jadi waktu naiknya kita harus berjingke saking tingginya. Kalau ontel, ya artinya diontel atau dikayuh.